LUBUKLINGGAU-Wali Kota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe meresmikan penggunaan kembali inclinator atau kereta miring yang menaiki bukit sulap setelah sebelumnya inclinator tersebut lama tidak beroperasi.
Wali Kota menyebutkan inclinator ini merupakan yang terpanjang di Indonesia, dibangun di kawasan hutan lindung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) seluas 4000 hektar.
âUntuk mendapatkan izin pariwisata alam di taman nasional ini, tidaklah gampang. Izin yang kita dapatkan ini untuk jangka waktu 50 tahun kedepan,â ungkap Wako.
Sebelumnya, inclinator ini sudah beroperasi namun masih terdapat kekurangan dimana perawatannya tidak mudah dan keamanannya pun perlu ekstra ketat.
âKedepan perawatan akan terus dilakukan, pengamanan lebih ketat, ini saya titipkan karena jabatan saya sudah habis. Satpol PP akan berjaga bergantian disini 10 orang, jadi lebih aman,â ungkapnya.
Dan hari ini, lanjutnya, inclinator kembali beroperasi bahkan akan dibuka untuk umum yang ingin menaiki Bukit Sulap. Bahkan, gratis selama 1 bulan kedepan.
âTapi tidak setiap hari, mulai Jumat, Sabtu dan Minggu saja. 1 bulan kedepan gratis, setelah itu kita hentikan dulu sambil menunggu hasil uji kelaikannya,â tutur Nanan-sapaan akrab wali kota.
Nantinya, setelah dibuka untuk umum akan dipasang tarif dimana tarif tersebut nantinya menurut Wako akan di Perwal-kan dan tetap dikelola oleh PT Linggau Bisa.
Dirinya memastikan keamanan inclinator tersebut. Sebab telah menggunakan 3 sling yang masing-masing sling bisa mengangkat beban 1 ton.
Artinya inclinator ini mampu menahan tiga ton muatannya, serta telah dilengkapi sistem rem pada rel-nya.
Hadir juga Plt Kepala Basarnas RI, Dr Abdul Haris Achadi, Direktur Operasi Basarnas RI, Brigjen TNI (Mar) Edy Prakoso, Sekda Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa, Dandim 0406 Lubuklinggau Letkol Inf Kunto Aji Setiawan, Kepala Dinas PU Achmad Asril Asri, Kepala Dinas Perkim, Febrio Fadilah, Kepala Dinas Kominfotiksan, M Johan Iman Sitepu, Kepala Dinas Perhubungan, H Abu Jaat, Kasat Pol PP, Walyusman, dan Camat Lubuklinggau Utara II, Kunti Maharani.(*/AAF)